Welcome..!! Foto membuat 1 detik bahkan seper sekian detik menjadi mempunyai beribu-ribu makna dan kenangan, yang membawa sang penikmatnya ke dunia imajinasi dan membayangkan kembali ke saat-saat indah, sedih dan membahagiakan itu terekam.

Tuesday, December 09, 2008

CDMA, teknologi masa depan yang kalah pamor dengan teknologi usang GSM

Entah ini hanya sekilas pikiran pendek saya atau emosi yang dipancing oleh semakin bingungnya saya menahan pengeluaran pulsa GSM entah untuk SMS maupun telepon. Bila dihitung-hitung lagi, tarif telepon GSM semenjak awal kemunculannya di Indonesia sebesar 8X hingga 20X lebih mahal daripada tarif telpon lokal yang sudah lebih dulu berdiri, padahal orang yang dihubungi masih berada di kota yang sama. Dengan tarif yang merampas kantong rakyat Indonesia yang miskin itu, operator GSM seolah menjadi serigala berbulu domba di mata rakyatnya sendiri seperti penjajah jaman dulu yang telah menguras harta rakyat indonesia secara brutal & serakah.


Jumlah pemakai handphone di seluruh Indonesia berkisar lebih dari 90 juta orang yang didominasi oleh pemakai GSM. Jadi bila kita ambil rata-rata pemakaian pulsa pengguna handphone GSM di Indonesia adalah Rp.100ribu/bulan, maka selama 10 tahun harta bangsa Indonesia yang telah dirampas para operator GSM adalah lebih dari Rp. 900 trilyun rupiah !!..wuihh…duit semua itu yak…eh nggak ding, BTS semua …!!!!


Ini adalah jumlah yang bahkan lebih besar dari harta bangsa Indonesia yang telah dirampas kaum penjajah Belanda selama ratusan tahun. Angka Rp.900 trilyun tersebut bukan perkiraan ngawur, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) memperkirakan jumlah pengguna ponsel di Indonesia pada 2007 sedikitnya mencapai 75,6 juta pelanggan atau naik 20% dari pengguna tahun lalu 63 juta. Anggota BRTI Koesmarihati mengatakan pertumbuhan itu membuat total pendapatan operator seluler nasional naik menjadi Rp57,2 triliun, atau meningkat 10% dibandingkan pendapatan sebelumnya yang Rp52 triliun. – itu per baru kalo 1 tahun…mantap yak..!!!


Kehadiran CDMA pada tahun 2004 memberikan angin segar dengan tarif telepon yang lebih murah daripada GSM. Dengan tarif CDMA yang berkisar Rp150-Rp.300/menit dapat bercakap-cakap bebas menggunakan handphone. Bandingkan dgn tarif telpon rumah lokal yang Rp.190/menit atau dengan tarif pulsa GSM yang mencapai Rp.600 - Rp.4000/menit. Ini berarti secara umum, tarif CDMA cuma berkisar 1/6 tarif GSM. Atau dengan kata lain cuma sekitar 20% dari tarif GSM (hemat 80%).


Awal kehadiran CDMA ini sempat membuat panik GSM dengan mengeluarkan kartu GSM versi murah (walaupun masih jauh lebih mahal dari CDMA), apalagi dengan beberapa keterbatasan tentunya, yaitu tidak bisa dipakai untuk MMS dan koneksi GPRS.


Coba bandingkan dengan teknologi CDMA dengan pulsa yang murah meriah tapi menawarkan berbagai feature canggih seperti internet access 153Kbps. Tarif untuk menikmati internet access CDMA pun tergolong murah meriah Rp 99.000/bulan unlimited (Star One). Untuk volume based mulai Rp 1/kByte – Rp 5/kByte dan time based Rp 50/menit – Rp 250/menit. Dengan kecepatan yang tentunya jauh lebih cepat dari koneksi internet biasa dgn menggunakan modem 56k, maupun GPRS (40 Kbps - 64Kbps).


Koneksi internet menggunakan handphone CDMA (Semua handphone CDMA Nokia sudah mendukung high speed internet CDMA 1X RTT 153Kbps). Dengan kecepatan 153Kbps berarti anda dapat mendownload file dengan kecepatan sekitar 10-19 KB/detik. Sejelek-jeleknya koneksi internet CDMA, tetap masih lebih cepat dibanding koneski dial-up telpon rumah (56Kbps) yang baling banter cuma 6 KB/detik.


Perbedaan Frekuensi, sistem CDMA terbagi dalam 2 jenis frekuensi, yaitu 800MHz dan 1900MHz. Semua operator CDMA (Flexi, StarOne, Fren, Smart, Esia) yang beroperasi di Jawa Timur (Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Malang) menggunakan frekuensi 800MHz. Sedangkan operator Smart yang beroperasi di wilayah Jabotabek menggunakan frekuensi 1900MHz (Start One, Flexi, Esia, dan Fren menggunakan frekuensi 800MHz). Banyak orang berpikiran salah besar bahwa frekuensi 1900MHz lebih bagus. Secara teknis, frekuensi 800Mhz justru memiliki kekuatan sinyal yang lebih baik untuk menembus tembok-tembok bangunan.


Makanya operator CDMA terbesar & terbaik di Amerika yaitu Verizon juga menggunakan frekuensi 800MHz. Selain itu keunggulan operator yang menggunakan frekuensi 800Mhz adalah pelanggannya bisa menggunakan semua handphone CDMA tipe apapun (sekalipun yang harganya cuma 350 ribuan). Sedangkan untuk operator CDMA yang menggunakan frekuensi 1900MHz, pelanggannya hanya bisa menggunakan handphone tipe dual-band saja (lebih mahal). Jadi jelas penggunaan frekuensi 1900Mhz tidak memberikan manfaat sama sekali.


Belum apa-apa, sebab sistem CDMA200 1X mampu ditingkatakan menjadi 304Kbps tanpa memerlukan penggantian hardware di sisi provider & pelanggan. Sedangkan EDGE (perkembangan pada GSM) memerlukan penggantian hardware disisi provider dan penggantian handphone pula. Kecepatan EDGE (maks 384Kbps saja) tidak ada apa-apanya dibanding CDMA2000 1X yang kecepatannya bisa dikembangkan mulai dari 304Kbps hingga mencapai 4.8Mbps. Pengembangan CDMA di sisi provider juga lebih murah dibanding GSM (makanya itu pula yang membuat tarif CDMA murah, karena investasinya juga murah)
- CDMA 1X = 153Kbps ---> sekarang kita di tahap ini
- CDMA 1X (upgrade) = 304 Kbps
- CDMA 1X EV-DO = 384 Kbps-2.4 Mbps
- CDMA 1X EV-DV = 4.8 Mbps


Mampukah CDMA menggusur GSM ?? Memang tentu butuh waktu bagi CDMA untuk menggeser GSM dari Indonesia, terutama mengingat adanya faktor-faktor psikologis sbb:
- Cukup banyak orang yang pemikirannya masih konservatif, alias malas/ragu terhadap sesuatu yang baru.
- Ada orang yang menanggap tarif GSM sebesar Rp.1800/menit masih sangat murah, karena mungkin mereka dapat duit dari langit.


Di Amerika, jepang, Cina, Korea pelanggan lebih menyukai CDMA, karena sistem CDMA memang lebih unggul, sistem baru yang lebih cepat, lebih murah, dan lebih efisien. Mustahil sebuah teknologi kuno bisa lebih unggul dalam hal kecepatan dan efisiensi & potensi kedepannya lebih cerah dibanding GSM. Sedangkan kebanyakan orang Indonesia sebagai konsumen limbah teknologi lama (GSM – berusia 10 tahun lebih) dari negara eropa. Makanya cukup konyol bila ternyata dalam faktanya teknologi GSM yang usang itu tarifnya justru lebih mahal drpd CDMA2000 1X. Kita lebih tertarik untuk menikmati teknologi selingan yang sepintas sangat menarik namun serba nanggung (internet lewat HP, foto2) karena dengan layar dan memori yang terlampau kecil lebih lagi untuk menjadi sebuah pemutar lagu yang terlampau mahal. Cukup ironis memang, teknologi GSM teknologi lama yang tarifnya mahal.

Labels:


Baca selengkapnya...

Monday, December 08, 2008

Infra Red Photography

Melihat warna yang tidak normal membuat saya takjub dan tertarik untuk menikmatinya lebih lama..Serasa ada di negri dongeng, semuanya tampak indah dan segar..Kepuasan batin yang didapatkan hanya dengan melihat sebuah foto merupakan ketertarikan tersendiri dari dunia fotografi.

Foto dengan warna yang tidak normal itu disebut Infra Red Photography (foto infra merah). Dan foto yang saya tampilkan di awal merupakan karya Johannes Go. Foto infra red sebenarnya sudah dikenal lama, namun seiring perkembangan jaman dan munculnya kamera digital, sampai ditemukan trik untuk memodifikasi kamera digital (DSLR) standar sehingga dapat lebih mudah menghasilkan foto dengan warna yang tidak normal. Perubahan yang dilakukan pada kamera DSLR standar adalah dengan mengganti hot mirror-nya dengan dioprek oleh pe-modifikasi kamera IR, contohnya Harlim, Dibyo Gahari, dan Cinfrared.net. Biayanya dari 900rb - 3 juta, tergantung jenis kamera, merek, dan jenis (level) infrared yang diinginkan. Hal teknis yang dilakukan untuk meng-opreknya saya tidak akan bahasa, karena pastinya tidak akan saya lakukan sendiri.

Fotografi infra merah menurut saya merupakan salah satu karya fotografi yang memiliki keindahan yang khas dan merupakan hasil dari kreatifitas dan konsep yang matang baik selama pre- maupun post- producing suatu foto. Bayangkan saja, dari persiapan kameranya sendiri kita harus sudah tahu ingin menghasilkan foto IR seperti apa nantinya, karena ada beberapa tipe oprekan IR (Full, Semi, Visible, Goldie, BW) dan hanya bisa ditanamkan satu jenis IR dalam satu kamera, jadi harus sudah pasti sesuai dengan selera dan keinginan foto yang akan kita hasilkan.


Pada saat pengambilan gambar juga diperlukan kemampuan lebih selain konsep dasar fotografi, dimana untuk menghasilkan foto IR yang bagus, sebaiknya background jangan yang monoton (daun semua) karena variasi warnanya jadi terlihat datar kurang menarik. akan menarik bila ditunjukkan komposisi kombinasi dari langit, tumbuhan, danau (air) yang pastinya akan menghasilkan warna yang berbeda-beda. Oleh karena itu banyak foto IR mengambil tema landscape fotografi dengan oprekan Full IR, karena dapat memacu daya kreasi yang lebih luas dari fotografer untuk memunculkan foto IR yang menarik.

Maksud dari dapat berkreasi lebih luas dalah pada post processing-nya, yaitu berkreasi memunculkan warna-warna yang abnormal namun indah dengan menggunakan software olah digital, dengan menggunakan tools swap warna, sharpening, shadow & highlight...

Berhubung saya masih jauh dari mampu untuk membeli DSLR apalagi untuk mengopreknya, demi menyalurkan hasrat untuk ingin memunculkan warna abnormal, saya berusaha mengutak-atik foto ini dari sebuah kamera digital pocket menggunakan PSCS, dengan mengikuti beberapa tips-tips yang beredar di internet.

Tertarik untuk ikut menikmatinya Infrared Photography lebih dalam ? Kini sudah ada e-magazine iR - Infrared Magazine yang dapat dinikmati dengan gratis.




Labels:


Baca selengkapnya...

James Balog - Extreme Landscape Photography

Selama lebih dari 25 tahun, James Balog telah melakukan terobosan dalam seni memotret alam. Fotografer tenar James Nachtwey memberikan testimoni atas karya-karya Balog, “Tiap seri mewakili lompatan kuantum kreativitas. Dia berpandangan ke depan dan karya-karyanya seperti sebuah objek keramat.”

Karya-karya Balog telah diakui secara internasional, termasuk Leica Medal of Excellence dan penghargaan utama untuk kategori alam dan sains pada World Press Photo di Amsterdam. Pameran fotonya digelar di lebih dari seratus museum dan galeri di seluruh dunia. Dia menjadi fotografer pertama yang ditugaskan membuat seri perangko untuk US Postal Service; pada 1996, yang berisi foto-foto kehidupan liar AS yang terancam punah.

Banyak majalah besar, termasuk National Geographic, the New Yorker, Life, Vanity Fair, the New York Times Magazine, Audubon, dan Outside, memuat karya fotonya.

Balog juga menulis enam buku, termasuk Tree: A New Vision of the American Forest dan Survivors: A New Vision of Endangered Wildlife, yang digadang-gadang sebagai terobosan besar dalam fotografi alam.

Balog tinggal di pinggir Rocky Mountain, di atas Boulder, Colorado, bersama istrinya Suzanne dan dua putrinya.

(Sumber: National Geographic)

[ Maskres Fave ]

Labels: ,


Baca selengkapnya...

Jasa fotografi bagi mitigasi perubahan iklim

sumber: fotokita.net

Pada Desember 2006, fotografer dan penjelajah dari National Geographic, James Balog bersama rekan-rekannya memasang 26 kamera bertenaga surya di kawasan lapisan es di Greenland, Islandia, Alaska, Pegunungan Alpen dan Rocky Mountains. Masing-masing unit kamera akan menjepret wilayah-wilayah itu setiap hari hingga musim gugur 2009 nanti.

Salah satu hasilnya adalah rangkaian foto-foto kronologis di Gletser Columbia, dekat Valdez, Alaska. Tersusun atas 436 frame yang diambil pada periode Mei-September 2007, foto-foto itu memperlihatkan bahwa lapisan es menyusut dengat cepat hingga 1,6 kilometer, dengan volum yang hilang sebanyak 1,67 kilometer kubik. Ini setara dengan 1,5 triliun liter air.

Foto-foto kronologis tersebut merupakan bagian dari Survei Es Ekstrem (EIS) yang sedang berjalan, sebuah proyek ambisius untuk meneliti pengurangan lapisan es akibat pemanasan global. Tahun ini Balog dan rekan-rekan kembali ke tiap lokasi pemasangan kamera untuk mengoleksi foto. Saat selesai nanti, mereka akan memiliki lebih dari 300.000 citra untuk dianalisis, dan “dijahit” untuk menghasilkan tayangan video dramatis seperti ini.

Upaya ini, terang Balog, diperlukan untuk

“mengubah secara radikal persepsi publik soal isu pemanasan global.”
Misi ini juga menunjukkan bahwa fotografi tidak cuma berfungsi sebagai hiburan, atau sekadar pelampiasan hobi, melainkan bisa berjasa bagi upaya pelestarian lingkungan.


Labels:


Baca selengkapnya...

Links

Postingan terakhir

Kategori Tulisan

dates To reMember

  • 31 Okt - My Lovely Mom Die
  • 17 Nov - My Mom's Birth Day
  • 29 Nov - My Lovely Mom Graduated (S2)
  • 24 Juni - My Father's Birth Day
  • 16 Feb - Indra Birth Day
  • 23 Feb - Dik Adi Birth Day
  • 18 Mar - My Nonanana B'Day

Anda pengunjung ke-



My Short Blog



Tinggalkan Pesan





-->

Blog Catalog





Powered by
Top CSS 

Templates Sites
WebDesign TopSites
Blogger Templates

Powered by 

Blogger
Free 

Domain Name Address
Free 

Shoutbox Technology Pioneer
BlogFam 

Community
Blogfam 

Online Magazine

Komunitasnya MaskresZ