Welcome..!! Foto membuat 1 detik bahkan seper sekian detik menjadi mempunyai beribu-ribu makna dan kenangan, yang membawa sang penikmatnya ke dunia imajinasi dan membayangkan kembali ke saat-saat indah, sedih dan membahagiakan itu terekam.

« Home | Infra Red Photography » | James Balog - Extreme Landscape Photography » | Jasa fotografi bagi mitigasi perubahan iklim » | Beauty of Photography n Photoshop » | Kerja » | mas kres mati suri..!!!! » | Seputar Teknologi Telekomunikasi » | Arti Cinta Memiliki » | Braga Festival 2007 » | d Best day i ever had in Semarang »

CDMA, teknologi masa depan yang kalah pamor dengan teknologi usang GSM

Entah ini hanya sekilas pikiran pendek saya atau emosi yang dipancing oleh semakin bingungnya saya menahan pengeluaran pulsa GSM entah untuk SMS maupun telepon. Bila dihitung-hitung lagi, tarif telepon GSM semenjak awal kemunculannya di Indonesia sebesar 8X hingga 20X lebih mahal daripada tarif telpon lokal yang sudah lebih dulu berdiri, padahal orang yang dihubungi masih berada di kota yang sama. Dengan tarif yang merampas kantong rakyat Indonesia yang miskin itu, operator GSM seolah menjadi serigala berbulu domba di mata rakyatnya sendiri seperti penjajah jaman dulu yang telah menguras harta rakyat indonesia secara brutal & serakah.


Jumlah pemakai handphone di seluruh Indonesia berkisar lebih dari 90 juta orang yang didominasi oleh pemakai GSM. Jadi bila kita ambil rata-rata pemakaian pulsa pengguna handphone GSM di Indonesia adalah Rp.100ribu/bulan, maka selama 10 tahun harta bangsa Indonesia yang telah dirampas para operator GSM adalah lebih dari Rp. 900 trilyun rupiah !!..wuihh…duit semua itu yak…eh nggak ding, BTS semua …!!!!


Ini adalah jumlah yang bahkan lebih besar dari harta bangsa Indonesia yang telah dirampas kaum penjajah Belanda selama ratusan tahun. Angka Rp.900 trilyun tersebut bukan perkiraan ngawur, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) memperkirakan jumlah pengguna ponsel di Indonesia pada 2007 sedikitnya mencapai 75,6 juta pelanggan atau naik 20% dari pengguna tahun lalu 63 juta. Anggota BRTI Koesmarihati mengatakan pertumbuhan itu membuat total pendapatan operator seluler nasional naik menjadi Rp57,2 triliun, atau meningkat 10% dibandingkan pendapatan sebelumnya yang Rp52 triliun. – itu per baru kalo 1 tahun…mantap yak..!!!


Kehadiran CDMA pada tahun 2004 memberikan angin segar dengan tarif telepon yang lebih murah daripada GSM. Dengan tarif CDMA yang berkisar Rp150-Rp.300/menit dapat bercakap-cakap bebas menggunakan handphone. Bandingkan dgn tarif telpon rumah lokal yang Rp.190/menit atau dengan tarif pulsa GSM yang mencapai Rp.600 - Rp.4000/menit. Ini berarti secara umum, tarif CDMA cuma berkisar 1/6 tarif GSM. Atau dengan kata lain cuma sekitar 20% dari tarif GSM (hemat 80%).


Awal kehadiran CDMA ini sempat membuat panik GSM dengan mengeluarkan kartu GSM versi murah (walaupun masih jauh lebih mahal dari CDMA), apalagi dengan beberapa keterbatasan tentunya, yaitu tidak bisa dipakai untuk MMS dan koneksi GPRS.


Coba bandingkan dengan teknologi CDMA dengan pulsa yang murah meriah tapi menawarkan berbagai feature canggih seperti internet access 153Kbps. Tarif untuk menikmati internet access CDMA pun tergolong murah meriah Rp 99.000/bulan unlimited (Star One). Untuk volume based mulai Rp 1/kByte – Rp 5/kByte dan time based Rp 50/menit – Rp 250/menit. Dengan kecepatan yang tentunya jauh lebih cepat dari koneksi internet biasa dgn menggunakan modem 56k, maupun GPRS (40 Kbps - 64Kbps).


Koneksi internet menggunakan handphone CDMA (Semua handphone CDMA Nokia sudah mendukung high speed internet CDMA 1X RTT 153Kbps). Dengan kecepatan 153Kbps berarti anda dapat mendownload file dengan kecepatan sekitar 10-19 KB/detik. Sejelek-jeleknya koneksi internet CDMA, tetap masih lebih cepat dibanding koneski dial-up telpon rumah (56Kbps) yang baling banter cuma 6 KB/detik.


Perbedaan Frekuensi, sistem CDMA terbagi dalam 2 jenis frekuensi, yaitu 800MHz dan 1900MHz. Semua operator CDMA (Flexi, StarOne, Fren, Smart, Esia) yang beroperasi di Jawa Timur (Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Malang) menggunakan frekuensi 800MHz. Sedangkan operator Smart yang beroperasi di wilayah Jabotabek menggunakan frekuensi 1900MHz (Start One, Flexi, Esia, dan Fren menggunakan frekuensi 800MHz). Banyak orang berpikiran salah besar bahwa frekuensi 1900MHz lebih bagus. Secara teknis, frekuensi 800Mhz justru memiliki kekuatan sinyal yang lebih baik untuk menembus tembok-tembok bangunan.


Makanya operator CDMA terbesar & terbaik di Amerika yaitu Verizon juga menggunakan frekuensi 800MHz. Selain itu keunggulan operator yang menggunakan frekuensi 800Mhz adalah pelanggannya bisa menggunakan semua handphone CDMA tipe apapun (sekalipun yang harganya cuma 350 ribuan). Sedangkan untuk operator CDMA yang menggunakan frekuensi 1900MHz, pelanggannya hanya bisa menggunakan handphone tipe dual-band saja (lebih mahal). Jadi jelas penggunaan frekuensi 1900Mhz tidak memberikan manfaat sama sekali.


Belum apa-apa, sebab sistem CDMA200 1X mampu ditingkatakan menjadi 304Kbps tanpa memerlukan penggantian hardware di sisi provider & pelanggan. Sedangkan EDGE (perkembangan pada GSM) memerlukan penggantian hardware disisi provider dan penggantian handphone pula. Kecepatan EDGE (maks 384Kbps saja) tidak ada apa-apanya dibanding CDMA2000 1X yang kecepatannya bisa dikembangkan mulai dari 304Kbps hingga mencapai 4.8Mbps. Pengembangan CDMA di sisi provider juga lebih murah dibanding GSM (makanya itu pula yang membuat tarif CDMA murah, karena investasinya juga murah)
- CDMA 1X = 153Kbps ---> sekarang kita di tahap ini
- CDMA 1X (upgrade) = 304 Kbps
- CDMA 1X EV-DO = 384 Kbps-2.4 Mbps
- CDMA 1X EV-DV = 4.8 Mbps


Mampukah CDMA menggusur GSM ?? Memang tentu butuh waktu bagi CDMA untuk menggeser GSM dari Indonesia, terutama mengingat adanya faktor-faktor psikologis sbb:
- Cukup banyak orang yang pemikirannya masih konservatif, alias malas/ragu terhadap sesuatu yang baru.
- Ada orang yang menanggap tarif GSM sebesar Rp.1800/menit masih sangat murah, karena mungkin mereka dapat duit dari langit.


Di Amerika, jepang, Cina, Korea pelanggan lebih menyukai CDMA, karena sistem CDMA memang lebih unggul, sistem baru yang lebih cepat, lebih murah, dan lebih efisien. Mustahil sebuah teknologi kuno bisa lebih unggul dalam hal kecepatan dan efisiensi & potensi kedepannya lebih cerah dibanding GSM. Sedangkan kebanyakan orang Indonesia sebagai konsumen limbah teknologi lama (GSM – berusia 10 tahun lebih) dari negara eropa. Makanya cukup konyol bila ternyata dalam faktanya teknologi GSM yang usang itu tarifnya justru lebih mahal drpd CDMA2000 1X. Kita lebih tertarik untuk menikmati teknologi selingan yang sepintas sangat menarik namun serba nanggung (internet lewat HP, foto2) karena dengan layar dan memori yang terlampau kecil lebih lagi untuk menjadi sebuah pemutar lagu yang terlampau mahal. Cukup ironis memang, teknologi GSM teknologi lama yang tarifnya mahal.

Labels:

eh smart katanya dah pake 1x EV-DO
tapi aq juga blm ngetes paling banyak DT CDMA sm flexy doang.

salam buat ank2 sinergi: uka n ary(di pknbaru), ferry, dipo

oi..oi..iy kalo liat iklannya siy ud EV-DO. q juga dapetnya DT 3G GSM...

iy mas salam juga dari mas arif niy..

Post a Comment


Kategori Tulisan

dates To reMember

  • 31 Okt - My Lovely Mom Die
  • 17 Nov - My Mom's Birth Day
  • 29 Nov - My Lovely Mom Graduated (S2)
  • 24 Juni - My Father's Birth Day
  • 16 Feb - Indra Birth Day
  • 23 Feb - Dik Adi Birth Day
  • 18 Mar - My Nonanana B'Day

Anda pengunjung ke-



My Short Blog



Tinggalkan Pesan





-->

Blog Catalog





Powered by
Top CSS 

Templates Sites
WebDesign TopSites
Blogger Templates

Powered by 

Blogger
Free 

Domain Name Address
Free 

Shoutbox Technology Pioneer
BlogFam 

Community
Blogfam 

Online Magazine

Komunitasnya MaskresZ